Kamis, 10 Januari 2013

Menghargai orang lain


"Mulutmu adalah harimau mu" itu ungkapann pelajaran yang aku petik untuk hari ini. Bahkan jangan pernah anggap remeh orang yang ada di sekitar dan hargailah pendapat semua orang yang ada di sekitarmu.
Berawal dari bercanda dengan tukang jualan bakso. Dimana saat itu aku memijat punggungnya dengan maksud "becanda" seperti biasanya. Dan saat itu dia melontarkan kata-kata doa sekaliguus aku anggap "bedanda ". "Pijatamu enak kenapa kamu tidak menjadi tukang pijat saja" canda tukang bakso tersebut. Dengan nada sedikit sombong dan hanya bermaksud becanda aku menjawab "masa aku sekolah tinggi-tinggi menjadii tukang pijat?". Tapi saat tukang bakso tersebut menjawab dia menjawab dengan nada " serius". Lho jangan salah, di dekat rumahku PNS merangkap jadi tukang pijet. Malah gajinya lebih besar dari pada PNS dan dia beli mobil dll dari pekerjaan itu" sahut tukang bakso tersebut. Dan dia juga bercerita kalau dia di tawari menjadi montir dengan bayaran yang lumayan tapi dia tidak mau. Bukan karena dia tergiur uang tapi dia tergiur dengan kemandirian dan dia tidak suka mrmjadi pekerja, bukan karena dia sombong atau apa. Dia bercerita seperti itu karena dia cuman ingin meningkatkan "IQ" ku supaya aku lebih cerdas dan mau menghargai orang lain.
Saat itu aku tertegun atas hatiku. Banyak pertanyaan ada dalam benakku. Banyak suara-yang yang memyadarkanku. Dan itu sebenarnya sudah ada dalam benakku. Jika kita menghargai seseorang jangan hanya karena harta dan pekerjaan saja. Tapi kira menghargai sesorang dari keimanan dan ilmunya. Salah satu perta yaan dalam hatiku adalah " apakah aku terlalu banyak mengisi kesombongan dalam bidupku?" Dan di saat aku menulis ini aku tertegun dengan arti kesombongan. Bahkan di agamaku "barang siapa yang masih ada kesombongan meskipun setitik debu takkan pernah aku perbolehkan masuk syurgaku. ". Karena sesungguhnya sombong itu hanya milik Allah SWT maha pencipta dan maha penguasa di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar